Katalis baru bagi pembuangan diesel

Pembuangan kendaraan bermotor merupakan pengotor utama
Salah satu polutan utama yang perlu utuk dipindahkan dari pembuangan kendaraan bermotor adalah percampuran NO dan NO2,
selanjutnya disebut sebagai NOx, yang mana dapat diubah menjadi kurang
berbahaya dengan mengurangi gasnya menjadi nitrogen. Namun dikarenakan
mesin diesel bekerja ‘condong’ – artinya adanya kelebihan oksigen pada
campuran bahan bakarnya – lingkungan yang kaya akan oksigen membuat
langkah pengurangannya ini menjadi sulit. Salah satu solusi adalah
perangkap kecenderungan nitrogen. Disini, NO dioksidasikan secara
katalitis menjadi NO2, dimana kemudian digabungkan secara
kimiawi dengan suatu alkali atau komponen alkalin bumi guna membentuk
metal nitrat dan nitrit. Sekali sistem penyimpanan disturasikan maka
mesin mengubah menjadi bahan bakar yang mampu terbakar, memungkinkan
persenyawaan nitrogen dikurangi oleh hidrokarbon dari bahan bakar,
dengan membentuk gas nitrogen yang nantinya dikelurakan.
Oksidasi NO menjadi NO2
memerlukan suatu kalatis kelompok metal platinum, seperti apa yang
dilakukan bahan bakar yang diperkaya dengan siklus reduksi, dimana
hidrokarbon dioksidasikan guna menghilangkan oksigen dari pembuangan
untuk memungkinkan langkah pengurangan. Beberapa metal tersebut,
bagaimanapun, sangatlah mahal dan jarang. Sekarang ini, sebuah tim para
ilmuwan pada General Motors Global Research and Development di Michigan
telah menunjukkan bahwa beberapa katalis yang berbasis perovskite
mengoksidasi La1-X SrXCoO3 dan La1-xSrxMnO3 dapat mengubah NO menjadi NO2
pada simulasi pembuangan diesel yang mana sama efisiennya dengan
platinum. Oksidasi tersebut, kata anggota tim yaitu Wei Li, sangatlah
sederhana untuk diproduksi dan diproses serta jauh lebih murah dan lebih
tahan lama pada keadaan panas ketimbang platinum.
Katalis baru
ini kurang efisien pada pengoksidasian hidrokarbon dan rawan terhadap
‘keracunan sulfur’ – deaktifasian oleh keberadaan sulfur pada bahan
bakarnya. Bagaimanapun juga, tim peneliti ini menemukan bahwa keberadaan
palladium membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Li mengatakan
bahwa tim ini sedang bekerja untuk mengklarifikasikan secara tepat
bagaimana katalis bekerja, dan sementara waktu akan memelajari
kinerjanya pada pembuangan diesel yang sesungguhnya.
Justin
Hargreaves, seorang ahli katalis dari University of Glasgow di Inggris,
menjelaskan penelitian ini sebagai ‘suatu pekerjaan yang menarik.’
Hargreaves menambahkan bahwa, ‘Penelitian mengenai katalis perovskite
yang dipelajari menunjukkan aktifitas yang lebih tinggi dari pada
platinum komersial berbasis katalis dibawah kondisi signifikan secara
istechnologis screening sebenarnya, seperti aplikasi sistem perovskite
yang digabungkan dengan palladium untuk katalis perangakap kecondongan
NOx.’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar